Buleleng, 8 Juli 2017 - Sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan, PT Pertamina (Persero) bekerjasama dengan Forum Layanan Iptek bagi Masyarakat (FLIPMAS) meresmikan Kawasan Ekonomi Masyarakat (KEM) di 29 lokasi di wilayah Indonesia. Peresmian KEM yang dipusatkan di KEM Kolok Bengkala Buleleng, Bali Sabtu (8/7) ini merupakan peresmian tahap I dan II dari 32 lokasi yang akan digarap di seluruh Indonesia.
Kawasan Ekonomi Masyarakat (KEM) yang dikembangkan oleh Pertamina bersama dengan FLIPMAS merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui desa binaan yang bertujuan untuk meningkatkan IPM (Index Pembangunan Manusia), karenanya dalam penentuan lokasi KEM ditentukan oleh tingginya IPM suatu daerah khususnya diutamakan di daerah 3T yaitu terdepan, terluar dan tertinggal.
“KEM Kolok Bengkala kami pilih karena warga kolok Bengkala memiliki karakterisktik yang bebeda dengan warga KEM lainnya di Indonesia. Mereka terdiri dari warga disabilitas yakni secara fisik memiliki keterbatasan bisu-tuli (kolok), karenanya program KEM ini ditujukan agar dapat meningkatkan kesejahteraan warga melalui pembangunanan unit-unit usaha, pengembangan ekonomi desa dengan kearifan lokal serta mewujudkan hubungan harmonis antar warga,” ujar Vice President CSR & SMEPP Pertamina, Agus Mashud.
Agus menjelaskan, proses awal pembangunan KEM yakni dengan mencari dan menentukan lahan marginal yang berkordinasi dengan pemerintah desa setempat dan juga para tokoh masyarakat atau tokoh adat desa tersebut untuk selanjutnya digarap menjadi lahan produktif yang dilengkapi dengan pembangunan fasilitas fisik untuk penyediaan sarana prasarana.
Lebih lanjut, dalam implementasinya program KEM juga mengikutsertakan kalangan akademisi dari Dosen Perguruan Tinggi setempat untuk menyusun konsep strategis KEM serta mendampingi masyarakat agar KEM berjalan secara terintergrasi dan sinergis dengan tujuan Pertamina untuk mencerdaskan dan mensejahterahkan masyarakat.
“Untuk kolok Bengkala, kegiatan KEM dimulai pada awal tahun 2015, dengan luas areal KEM 3,2 HA yang dikembangkan sesuai dengan kearifan lokal yakni pembangunan komponen Parahyangan (pura dan pelinggih lainnya), Pawongan (rumah tinggal dan fasilitas usaha) serta Palemahan (usaha pertanian dan peternakan). Pemberdayaan ini melibatkan 12 kepala keluarga kolok di desa Bengkala,” jelas Putu Suwadika Ketua Kelompok KEM Kolok Bengkala.
Saat ini, kegiatan utama yang dilakukan KEM Kolok Bengkala antara lain, pelatihan tari, pelatihan tenun, pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan Home Industry yang menghasilkan berbagai produk makanan dan minuman, pelatihan yoga, pelatihan kewirausahaan dan peternakan, pengembangan pertanian, pengembangan website infomasi KEM Kolok Bengkala serta pengembangan jalur tracking.
“Berbagai kegiatan kami rancang untuk menjadikan Bengkala sebagai Desa Wisata dimana wisatawan dapat melihat berbagai atraksi dan kegiatan warga kolok serta juga dapat melihat hubungan harmonis antara warga kolok dan non-kolok. Tentunya kami sangat berterima kasih kepada Pertamina atas pendanaan dan dukungan yang diberikan sehingga nanti kami dapat mewujudkan tujuan tersebut,” ujar Putu.
Agus berharap, program KEM di Kolok Bengkala dan 28 lokasi lainnya di seluruh Indonesia dapat berjalan sesuai dengan tujuan strategis KEM yakni untuk mencapai warga aktif produktif dan menjadikan kawasan yang penuh manfaat bagi kehidupan warga khususnya di pedesaan. “Kedepannya, kami akan meningkatkan sinergitas keikutsertaan komponen pemerintah dalam pengembangan program ini,” tutup Agus.