Malang benar nasib Nenek Riri (82), warga Banjar Dinas Insakan, Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Dia harus menjalani hari tuanya seorang diri. Saat ini Nenek Riri tinggal di gubuk ukuran 3 x 3 meter, berlantai tanah tanpa ventilasi udara. Gubuk itu berdiri di atas tanah milik kerabatnya.
Nenek Riri juga sudah tidak mampu lagi mencari nafkah untuk menyambung hidupnya. Selama ini dia hanya mengandalkan belas kasih keponakan dan saudaranya yang masih sangat peduli kepadanya. Keponakannya yang selama ini tinggal bersebelahan dengan Nenek Riri, setiap pagi selalu menyisihkan makanan untuknya. Meski penghasilan keponakannya sebagai buruh bangunan lepas juga sangat pas-pasan.
Kesehariannya Nenek Riri hanya tinggal di rumah, sesekali bila bantuan beras untuk warga miskin datang, dia bisa sekedar memasak nasi. Namun jika beras bantuan Pemerintah itu sudah habis, dia hanya menunggu kiriman dari keponakan-keponakannya.
Nenek Riri sebelumnya pernah disarankan untuk tinggal di Panti Jompo, namun menolak dengan alasan ingin meninggal di desanya.
Sementara itu, Kelian Banjar Dinas Insakan, Desa Padawa, Made Sarjana mengatakan, Nenek Riri sudah diprioritaskan untuk mendapatkan raskin dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Tetapi pengajuan bedah rumah untuk hunian yang lebih banyak belum diajukannya, karena status tanah milik saudaranya.
Hal senada pun dikatakan oleh Kepala Seksi Pelayanan Sosial Anak Dan Lanjut Usia Niken Pujiastuti Tri Utami, yang sempat melihat kondisi Nenek Riri. Dikatakannya , jika sudah ada kesepakatan dari pihak keluarga, pihaknya akan segera mencarikan donator. “Kalau diperlukan segera, kami akan gandeng juga komunitas social untuk bedah rumah, agar Nenek Riri segera bisa tinggal di tempat yang layak”, ungkapnya.