Setiap orangtua pasti menginginkan buah hatinya terlahir ke dunia dalam kondisi sehat dan normal. Namun, nasib berkata lain untuk pasangan suami istri (pasutri) asal Dusun Klandis, Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Bayi berjenis kelamin perempuan yang dilahirkan oleh Wayan Tami Putriani (20) mengalami kelainan, berupa tidak memiliki lubang anus.
Pada Kamis (20/7/2017) pagi, di depan halaman ruang perawatan ICU RSUD Buleleng, Tami terlihat sedang duduk, dengan ekspersi wajah yang murung. Bayi yang belum sempat diberi nama oleh Tami ini harus dirawat secara intensif, pasca dioperasi untuk membuat lubang pembuangan sementara di bagian perutnya.
Diceritakan Tami, putri keduanya itu mulanya dilahirkan di bidan desa pada Minggu (16/7/2017) lalu, secara normal. Awalnya ia sama sekali tidak mengetahui, bila sang buah hati terlahir dalam kondisi cacat. Bidan yang membantunya saat melakukan proses persalinan pun sama sekali tidak menginformasikan kondisi tersebut. Akhirnya, dengan perasaan gembira dan tanpa kecurigaan sedikitpun, Tami beserta sang suami langsung membawa putrinya pulang ke rumah.
Setibanya di rumah, diakui Tami bila kondisi bayi mungilnya itu tidak menunjukan adanya kejanggalan. Putrinya terlihat sangat sehat, layaknya bayi pada umumnya.
Anehnya, wanita yang kesehariannya bekerja sebagai buruh serabutan ini baru menyadari jika anaknya itu terlahir tanpa memiliki lubang anus, setelah tiga hari berada di rumah. "Setelah tiga hari berada di rumah, saya baru sadar kalau anak saya tidak punya lubang anus. Kecurigaan itu muncul karena perutnya mulai terlihat membesar. Setelah saya cek baru kelihatan kalau anak saya tidak punya lubang anus," ucapnya.
Setelah mengetahui kondisi tersebut, pada Rabu (19/7/2017) siang, Tami bersama suaminya bergegas melarikan sang anak ke RSUD Bueleng. Beruntung, sesampainya di RSUD Buleleng, bayi dengan berat empat kilogram itu dengan cepat diberikan penanganan oleh pihak medis.
Pada Rabu (19/7/2017) malam, tim medis langsung mengambil tindakan operasi, untuk membuat lubang sementara di bagian perutnya. Meski kondisi buah hatinya kini dinyatakan telah membaik, namun Tami kembali dirundung dengan perasaan gelisah.
Istri dari Kadek Kirtayasa (20) ini tak mampu membayar biaya perawatan yang totalnya mencapai hingga puluhan juta rupiah. Dia pun kebingungan.
Disamping tak mampu membayar biaya perawatan, kesalahan fatal yang telah dilakukan oleh pasutri ini adalah tidak memiliki identitas diri (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).
"Saya dan istri tidak punya KTP dan KK. Sehingga kesulitan untuk mencari bantuan. Sudah ada niat sih, setelah dua punya anak baru mau bikin KTP. Pang acepok mejalan (biar satu kali jalan)," jelas Kirtayasa.
Dikonfirmasi terkait permasalahan yang dialami oleh pasutri ini, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng, Gede Komang mengatakan bahwa pihaknya telah berupaya mengambil tindakan seperti berkoordinasi dengan Dinas Catatan Sipil dan Kantor BPJS Cabang Singaraja, agar data dari pasutri tersebut dapat dengan cepat direkam.
"Yang jelas hal yang mendasar saja mereka tidak punya. KK dan KTP mereka tidak punya. Otomatis yang bersangkutan harus saya rekomendasikan dulu ke Disdukcapil, agar kemudian bisa mendapatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Saya sudah koordinasikan kepada Disdukcapil dan BPJS, agar dibantu perekaman datanya supaya cepat dilakukan," jelasnya.