DINSOS_HADIR
Kadis Sosial Kab. Buleleng I Putu Kariaman Putra, S. Sos, MM di Wakili oleh Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial Yayan Sutrisna S.Sos Mencari Informasi langsung terkait Sejarah Perjuangan Rakyat Desa Pegayaman Buleleng diterima langsung oleh Perbekel A. Asyghir Ali, Drs. Ketut Muhamad Suharto selaku pemerhati sejarah desa, dan saksi sejarah Ketut Hasan Bin Sagir.
Pegayaman Dalam Gejolak Perjuangan
Ketika penjajah mencekramkan kuku keganasan serta ambisi untuk menguasai Negara Republik Indonesia ini, kita tidak rela kalau Negara kita di obrak-abrik.
Pegayaman pada saat itu di jadikan Markas Pemuda Lintas Daerah untuk mengatur strategi melawan penjajah.
3 pahlawan Daerah yang berasal dari Desa Pegayaman adalah:
2. Bahrul dengan pangkat Kopda
3. Amin Ashar dengan pangkat Pratu
Beliau adalah mutiara-mutiara Pegayaman yang rela berkorban dan gugur di dalam medan perang.
Pada zaman penjajahan, Nica mengumpulkan masyarakat Desa di depan Masjid karena masyarakat enggan memberi informasi terkait keberadaan Pauzi yang pada saat itu sedang berada di atap Masjid, Nica atau Belanda marah dan melemparkan granat sebanyak 4 sampai 6 kali lemparan tapi tidak satupun dari granat itu meledak.
Pauzi akhirnya di ketemukan oleh Nica di sebuah Desa Sambangan lalu di tembak karena pada saat itu Pauzi melepas jimat yang dia kenakan.
Warga Pegayaman juga memiliki Pahlawan yang ikut dalam kelompok heroiknya perjuangan penurunan bendera Belanda di Pelabuhan Buleleng yang bernama Anwar Brek pada saat itu bersama Ketut Merta dan Anang Ramli
Peninggalan bukti sejarah penjajahan Jepang sampai saat ini masih ada di Desa Pegayaman yang di gunakan pada zaman Jepang sebagai tempat mengintai musuh karena lokasi yang strategis mampu melihat musuh dari kejauhan dan lautan dari Benteng tersebut .
Dinsos Buleleng berharap nantinya agar masyarakat Buleleng bisa menanamkan nilai - nilai kepahlawanan agar nantinya bisa menghargai jasa-jasa para pahlawannya.
#Dinsos_Hadir