(0362) 21248
dinsos@bulelengkab.go.id
Dinas Sosial

MONUMEN LILA PANCA GRAHA DESA PAKISAN

Admin dinsos | 21 Maret 2022 | 118 kali

MONUMEN LILA PANCA GRAHA DESA PAKISAN


#Dinsos_Hadir

Senin 21 - Maret - 2022

Monumen Lila Panca Graha di bangun pada tanggal 30 November 2002 yang bertujuan untuk mengenang kisah eroik  pejuang yang ada di Desa Pakisan yang sudah rela berkorban jiwa dan raga demi memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia melawan tentara Belanda atau Nica.

Pejuang -pejuang yang ikut dalam kontak senjata itu bernama: 

1.Mangku Wirya 2. Wayan Samba  3. Nyoman Karma 4. Wayan Mantra  5. Pan Selamet  6. I Kendel   7.  Pan Swaning 8. Jero Mangku Sumita   9. Wayan Kasih 10. Ketut Gedong 11. Jero Mangku Suma.


Sejarah singkat perlawanan Pemuda Pejuang Pakisan.

Melalui penuturan saksi sejarah yaitu tokoh masyarakat Desa bahwa pada waktu jaman penjajahan Belanda 1946 di desa Pakisan ada beberapa orang yang ikut memperjuangkan kemerdekaan tepatnya di Dusun Pakisan Desa Pakisan terjadi kontak senjata antara tentara Nica dan pemuda pejuang desa.

Mangku Wirya pada saat itu sebagai kordinator  pemuda sekecamatan Kubutambahan yang berasal dari Desa Pakisan mengajak pemuda-pemuda untuk bergerilya dari satu Desa ke desa yang lain untuk melakukan perlawanan ke tentara Nica Ada 2 tokoh dari Desa Pakisan gugur pada saat bergerilya di desa tetangga yaitu:

1. I Kendel

2. Pan Swaning

  Pada saat para Pemuda Pejuang berkumpul di Dusun Pakisan yang saat itu sedang melakukan pertemuan ada salah satu pemuda yang sebagai mata-mata  atau AP ( Anti Pemuda) menginformasikan kepada tentara Nica, berselang waktu hanya beberapa menit banyak tentara Nica mrngepung para pemuda yang saat itu sedang melakukan pertemuan hingga terjadi kontak senjata antara pemuda pejuang dengan tentara Nica diuntungkan lokasi terjadinya kontak senjata hutan yang sangat rindang para pemuda berhasil melarikan diri dari serangan Belanda pada saat itu banyak pemuda yang tertembak salah satu pemuda tersebut ialah Mangku Wirya terkena tembak di pinggul sampai membuat beliau pincang, setelah Tahun 1950 Belanda mengakui kemerdekaan Mangku Wirya diangkat secara aklamasi oleh penduduk desa atas perjuangannya dan di jadikan Perbekel Desa Pakisan .

Dinsos Buleleng berharap nantinya agar masyarakat Buleleng bisa menanamkan nilai - nilai kepahlawanan agar nantinya bisa menghargai jasa-jasa para pahlawannya.

#Dinsos_Hadir