DINSOS_HADIR
Singaraja 5 Juli 2021
Kadis Sosial Kab. Buleleng I Putu Kariaman Putra, S. Sos, MM di Wakili oleh Ida Ayu Ketut Suryatini Kasi Kepahlawanan ,Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial Mencari Informasi langsung terkait Biografi Pahlawan Nasional Mayor I Nengah Metra di kediaman keluarga beliau bertempat di Kel.Beratan.
Kiprah dan Biografi Mayor Nengah Metra
Mayor Nengah Metra adalah putra kedua dari pasangan Wayan Sukiana dan Ni Ketut Sudiarti dari Sibang, Abiansemal, Badung. Beliau lahir di Desa Beratan pada tanggal 5 Mei 1902. Beliau bersaudara 8 orang dan semuanya laki-laki. (Silsilah Keluarga Besar Nengah Metra). Kehidupan yang sangat sederhana dalam keluarganya, tidak membuat Mayor Nengah Metra mengurungkan niatnya untuk mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Beliau mengawali jenjang pendidikannya dengan masuk di HIS yang ada di Buleleng. Kemudian dilanjutkan ke MILO dan AMS. Setelah menyelesaikan pendidikannya di AMS (setara dengan tingkat SMA), Beliau
merasa belum berpuas diri dalam hal pendidikannya. Beliau akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke HKS (Hollands Kweek School) atau Sekolah Guru yang ada di Purworejo, Kedu, Jawa Tengah. Setelah menamatkan pendidikan Hollands Kweek School di Purworejo, Kedu, Jawa Tengah, Beliau diangkat menjadi guru Hollands Inlands School (HIS) di Singaraja pada tahun 1925. Beliau menikah dengan seorang gadis Triwangsa yang bernama Ida Ayu Putu Mas Mirah. Dari pernikahannya Beliau dikaruniai 8 orang anak yang terdiri dari 3 laki-laki dan 5 perempuan.
Selain bekerja sebagai guru HIS, Mayor Nengah Metra juga memiliki banyak kiprah lainnya diantaranya yaitu Mayor Nengah Metra merupakan pimpinan Partai Indonesia Raya (PARINDRA) di Singaraja tahun 1930, Beliau bersama teman- temannya mendirikan sebuah perkumpulan yang diberi nama Surya Kanta. Di Mataram, Lombok, Mayor Nengah Metra diangkat menjadi kepala sekolah HIS dan Beliau juga menjadi Penasehat PARINDRA. Pada tahun 1937 di Mataram, Mayor Nengah Metra bersama teman-temannya membentuk
sebuah perkumpulan yang bernama Clubhuis Ekacita. Pada tahun yang sama pula, Mayor Nengah Metra dan teman- temannya kembali mendirikan Perhimpunan Jasa Pralaya Pada tahun 1940, Mayor Nengah Metra telah menjadi promotor Persatuan Usaha Ekonomi Lombok yang disingkat POEL. Mayor Nengah Metra juga diangkat menjadi Pegawai Republik Indonesia sebagai Wakil Kepala Jabatan Pengajaran, kemudian tanggal 22 November 1945 diangkat menjadi Ketua Jabatan Pengajaran Provinsi Sunda Kecil. Perjuangan terakhir dari Beliau sampai merenggut nyawanya adalah saat memimpin pertempuran melawan NICA di Gintungan/Selat, Buleleng tahun 1946.Untuk mengenang jasa-jasa besar dari Mayor Nengah Metra, Pemerintah Daerah Buleleng memberikan beberapa penghargaan. Nama Mayor Nengah Metra dipakai untuk menamai lapangan olahraga di Kota Singaraja dan jalan raya Singaraja- Sukasada, tepatnya dari Kelurahan Liligundi
hingga di Kelurahan Beratan. Dan yang paling terbaru adalah Tugu Tri Yudha Sakti yang berisi patung tiga pejuang asal Buleleng, salah satunya merupakan Mayor Nengah Metra. Penghargaan lain juga diberikan oleh seorang Veteran yang juga berasal dari Desa Beratan, Ni Made Witning. Beliau menciptakan sebuah lagu sederhana yang berjudul “Bapak Metra”.
Dinsos Buleleng berharap nantinya agar masyarakat bisa menanamkan nilai - nilai kepahlawanan agar nantinya bisa menghargai jasa-jasa para pahlawannya.
#Dinsos_Hadir