SERSAN MAYOR KARMA PEMUDA YANG DITAKUTI PENJAJAH DARI DESA GALIRAN BULELENG
#DINSOS_HADIR
Singaraja 30 - Agustus - 2021
Kadis Sosial Kab. Buleleng I Putu Kariaman Putra, S. Sos, MM di Wakili oleh Ida Ayu Ketut Suryatini Kasi Kepahlawanan ,Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial Mencari Informasi langsung terkait Biografi Sersan Mayor Karma
BIOGRAFI SINGKAT
Tokoh pejuang ini sangat ditakuti penjajah. Pan Sekar, sapaan Sersan Mayor karma pernah sangat merepotkan Belanda yang saat itu tengah berusaha merebut tanah bangsa Indonesia. Aksi cerdik Pan Sekar sangat tidak disukai Belanda sehingga menjadi sasaran target untuk dibunuh. Strategi perang yang ia miliki membuat Belanda tak bisa berbuat banyak. Belanda pun menggunakan berbagai macam cara untuk bisa membunuh Pan Sekar.
Hingga akhirnya aksi licik Belanda menggunakan jasa mata-mata pribumi untuk bisa mengetahui keadaan Pan Sekar. Penghianat bangsa ini mengetahui secara jelas pergerakkan Pan Sekar dan memberitahukan secara jelas persembunyian Pan Sekar. Akhirnya sekitar tahun 1946, Pan Sekar tertembak tepat di bagian kepala oleh pasukan penjajah.
Untuk menghormati jasa Pan Sekar karena telah ikut membantu kemerdekaan, pihak desa membangun monumen patung ini pinggir jalan perempatan di jalan desa Baktiseraga. Posisi Patung tak jauh dari Pan Sekar tertembak oleh pasukan penjajah. Patung ini didirikan sekitar tahun 1986
Cerita mengenai perjuangan Pan Sekar disampaikan langsung oleh salah satu keturunannya bernama, Putu Sudiasa. Ia mendapat kisah itu langsung dari kakek kandungnya bernama Putu Cakra.
Putu Sudiana yang lebih sering di sapa Putu Macun ditemui langsung di dirumahnya di Dusun Galiran, Desa Bakhirseraga . Macun sangat bersemangat menceritakan kisah-kisah leluhurnya. Ia masih sangat jelas mengingat apa yang diceritakan kakeknya dulu.
Meski tidak mendapat informasi secara lengkap tentang kehidupan Sersan Mayor Karma dahulu, namun kakeknya menekankan agar perjuangan Sersan Mayor Karma yang ditakuti penjajah bisa menjadi motivasi bagi keturunannya agar selalu berjuang di tengah kondisi apapun dan tetap menjunjung tinggi rasa nasionalisme.
Macun kembali bercerita, jika rumah yang ia tempati sekarang merupakan kediaman dahulu Sersan Mayor Karma. Di rumah tersbeut ada sebilah parang yang biasa digunakan oleh Serma Karma pada saat berperang.
Dinsos Buleleng berharap nantinya agar masyarakat Buleleng bisa menanamkan nilai - nilai kepahlawanan agar nantinya bisa menghargai jasa-jasa para pahlawannya.
#Dinsos_Hadir