DINSOS_HADIR
Singaraja 24- Januari- 2022
Kadis Sosial Kab. Buleleng I Putu
Kariaman Putra, S. Sos, MM di Wakili oleh Kepala Bidang Perlindungan
Jaminan Sosial Yayan Sutrisna S.Sos
Mencari Informasi langsung terkait Sejarah
Perjuangan Rakyat Desa Pegayaman Buleleng diterima langsung oleh
Perbekel A. Asyghir Ali, Drs. Ketut Muhamad Suharto selaku pemerhati sejarah
desa, dan saksi sejarah Ketut Hasan Bin Sagir.
Pegayaman Dalam Gejolak
Perjuangan
Ketika penjajah mencekramkan kuku
keganasan serta ambisi untuk menguasai Negara Republik Indonesia ini, kita
tidak rela kalau Negara kita di obrak-abrik.
Pegayaman pada saat itu di
jadikan Markas Pemuda Lintas Daerah untuk mengatur strategi melawan penjajah.
3 pahlawan Daerah yang berasal
dari Desa Pegayaman adalah:
1. Pauzi dengan pangkat Serma
2. Bahrul dengan pangkat Kopda
3. Amin Ashar dengan pangkat
Pratu
Beliau adalah mutiara-mutiara
Pegayaman yang rela berkorban dan gugur di dalam medan perang.
Pada zaman penjajahan, Nica
mengumpulkan masyarakat Desa di depan Masjid karena masyarakat enggan memberi
informasi terkait keberadaan Pauzi yang pada saat itu sedang berada di atap
Masjid, Nica atau Belanda marah dan melemparkan granat sebanyak 4 sampai 6 kali
lemparan tapi tidak satupun dari granat itu meledak.
Pauzi akhirnya di ketemukan oleh
Nica di sebuah Desa Sambangan lalu di tembak karena pada saat itu Pauzi melepas
jimat yang dia kenakan.
Warga Pegayaman juga memiliki
Pahlawan yang ikut dalam kelompok heroiknya perjuangan penurunan bendera
Belanda di Pelabuhan Buleleng yang bernama Anwar Brek pada saat itu bersama
Ketut Merta dan Anang Ramli
Peninggalan bukti sejarah penjajahan Jepang sampai saat ini masih ada di Desa Pegayaman yang di gunakan pada zaman Jepang sebagai tempat mengintai musuh karena lokasi yang strategis mampu melihat musuh dari kejauhan dan lautan dari Benteng tersebut .
Dinsos Buleleng berharap nantinya
agar masyarakat Buleleng bisa menanamkan nilai - nilai kepahlawanan agar
nantinya bisa menghargai jasa-jasa para pahlawannya.
#Dinsos_Hadir