#Dinsos_Hadir
Senin 28 - Maret - 2022
Monumen Panca Wira Pati di bangun pada tanggal 20
Agustus 2000 yang bertujuan untuk mengenang kisah eroik pejuang yang ada di Desa Bongancina yang
sudah rela berkorban jiwa dan raga demi memperjuangkan kemerdekaan Republik
Indonesia melawan tentara Belanda atau Nica.
Pejuang -pejuang yang Gugur bernama:
1.I Dewa Nyoman Nesa
2. I Dewa Nyoman Jebot
3. I Dewa Nyoman Latera
4. I Dewa Nyoman Tegeg
5. I Dewa Ketut Gateri
Sejarah singkat perlawanan Pemuda Pejuang
Bongancina.
Melalui penuturan saksi sejarah yaitu tokoh
masyarakat Desa bahwa pada waktu jaman penjajahan Belanda 1946 di desa
Bongancina ada beberapa orang yang ikut
memperjuangkan kemerdekaan tepatnya di Desa Bongancina terjadi kontak senjata
antara tentara Nica dan pemuda pejuang desa.
Pada waktu pemuda pejuang yang berasal dari Desa
Bongancina di undang untuk melakukan pertemuan dengan pemuda Desa Kedis di Desa
Kedis sewaktu pulang kembali ke Desa Bongancina tiba-tiba Tentara Belanda
menghadang, menembaki dan mengepung pejuang Disana yang juga di sebut tempat
Bangkiang Jaran salah satu pemuda gugur di medan pertempuran yang bernama: I Dewa Ketut Gatri yang tertembak oleh
tentara Nica.
Setelah kontak senjata pemuda melarikaan diri untuk bisa kembali dengan selamat di Dekat Pura Desa tepatnya pemuda yang tertembak di karenakan pemuda tersebut melakukan perlawanan yang hanya membawa senjata bambu runcing yang akhirnya gugur 2 pemuda yang bernama I Dewa Nyoman Jebot dan I Dewa Nyoman Latera.
Dan Gugurnya I Dewa Nyoman Nesa pada saat beliau
tertidur pulas di rumahnya dengan di tembaki oleh pasukan Nica.
Dinsos Buleleng berharap nantinya agar masyarakat
Buleleng bisa menanamkan nilai - nilai kepahlawanan agar nantinya bisa
menghargai jasa-jasa para pahlawannya.
#Dinsos_Hadir