DINSOS_HADIR
Singaraja 11- Oktober- 2021
Kadis Sosial Kab. Buleleng I Putu Kariaman Putra, S. Sos, MM di Wakili oleh Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial Yayan Sutrisna S.Sos Mencari Informasi langsung terkait Monumen Perjuangan Kusuma Yudha Desa Ringdikit diterima langsunh oleh Perbekel I Made Sumadi dan Sekdes Komang Rodi Gunawan.
Sejarah singkat Pertempuran di
Desa Ringdikit pada tanggal 5 April 1946.
Untuk memperkuat pertahanan Bali,
pemerintah pusat mengirimkan bantuan pasukan ALRI untuk bergabung dengan para
pejuang Bali, tepatnya pada tanggal 4 April 1946 datanglah bala bantuan pasukan
ALRI melalui pelabuhan Celukan Bawang, di sambut meriah dengan semangat yang
menggebu- gebu. Rupa - rupanya kedatangan pasukan ALRI telah di ketahui oleh
NICA, demikian pula sebaliknya para pejuang seputar Seririt, Bubunan, dan
Ringdikit menhetahui adanya informasi bahwa iring-iringan pasukan NICA akan
segera datang dari Pupuan untuk menghadapi pasukan ALRI. Dalam suasana yang
serba darurat, para pejuang Ringdikit mempredisikan dalam hitungan waktu, pertempuran
pasti akan terjadi diseputaran jembatan Desa Mayong. Sungguh suatu keberanian yang luar biasa serta tekad
kuat penuh dengan resiko para pejuang Ringdikit malam itu secara serentak
melakukan perlawanan menentang kehadiran NICA dengan menebang pohon asem di
sepanjang jalan selatan desa dengan maksud secara bersama -sama pasukan ALRI
menghalau pasukan NICA. sementara semua penduduk anak-anak dan ibunya untuk
mengungsi ke tempat yang aman.
Apa yang di predisikan ternyata
benar pasukan NICA dan ALRI bertemu di Desa Ringgdikit pukul 04.30 Wita.
Pertempuran tak dapat dielakan
lagi: pasukan NICA konvoi dari arah selatan yang terhalang oleh tebangan pohon
asam sangat geram segera memuntahkan persenjataan ke arah permukiman penduduk.
Selanjutnya rumah penduduk di bakar, pertempuran pun terjadi dan berlangsung 4
jam lamanya.
Pasukan ALRI yang masih belum menguasai medan pertempuran belum sempat menyusun strategi korbanpun berjatuhan Pak Wilhem dari pasukan ALRi gugur, Ketut Merta tewas terbakar , Ketut Sukrana , I Dewa Made Rai, I Gusti Agung Putra, Brahma Wisnu, Sulandra dan dari pasukan NICA 8 orang tertembak. Adanya korban sebagai kusuma bangsa, tidak melunturkan semangat masyarakat Desa Ringdikit untuk berjuang bahkan rasa persatuan senasib dan sepenanggungan makin tumbuh dan mengental dengan pasukan gajah merahnya membuat pertahanan - pertahanan seperti goa yang ada di kuburan, lobang persembunyian yang ada di tugu KB sekarang.
Dinsos Buleleng berharap nantinya
agar masyarakat Buleleng bisa menanamkan nilai - nilai kepahlawanan agar
nantinya bisa menghargai jasa-jasa para pahlawannya.
#Dinsos_Hadir